Semua remaja Indonesia jangan pernah bilang musik udah jadul atau gak update.Karena gmanapun juga aliran musik ini udah bikin nama Indonesia jadi terkenal.
Dan semua harus tau apa yang namanya musik keroncong itu.
DI tengah gencarnya warna musik modern yang makin mendapat tempat di hati generasi muda, tak membuat gentar kelompok musik lawas yang satu ini. Mereka terus tegus mempertahkan musik keroncong sejak 13 tahun lalu di ibu kota tatar priangan ini.
KERONCONG Asli Merah Putih, nama inilah yang terus berkibar dan konsisten berlatih setiap Rabu atau Kamis sore di salah satu ruangan yang ada di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). Komunitas musik lawas yang berpersonelkan 7 orang pemegang alat musik dan 2 vokalis itupun kini mulai menyiapkan regenerasinya.
"Awalnya karena saya itu kebetulan sejak muda suka menyanyi dan gabung dalam grup band bersama teman-teman. Dalam perjalanan ngeband itu, saya melihat musik keroncong semakin ditinggalkan anak-anak muda, maka muncul keinginan untuk melestarikannya," kata pimpinan Keroncong Asli Merah Putih, Retno S Purwanto kepada Tribun belum lama ini.
Selama 13 tahun ini, Retno selalu mengajak anak muda mendengarkan dan memainkan musik serta lagu keroncong tidak hanya menawarkan warna musik dan kesejarahannya. Namun Retno juga selalu menawarkannya dengan cara memaparkan nilai filosofi yang ada pada musik keroncong.
"Saya selalu menjelaskan bahwa dalam musik keroncong itu bisa memunculkan perilaku manusia yang welas asih. Karena selain dari syairnya, musiknya pun terasa bisa membuat rileks pendengarnya, dan kalau bisa sampai tertidur itu berarti menikmatinya. Musik keroncong tidak seperti musik lain yang bisa memacu adrenalin," ujarnya.
Belum cukup sampai di situ, grup keroncong yang lahir di Bandung 13 tahun lalu dengan personel Iding pada klarinet sekaligus pimpinan teknis, Parman pada biola, Dilan pada cuk (uku lele 1),
Aji pada cak (uku lele 2), Agung pada celo, Bagus pada bas gitar dan George pada gitar melodin bersama vokalis Retno membawakan lagu Lenggang Surabaya.
"Di sini campur ada yang muda dan ada yang senior. Yang senior ada tiga pada personel yakni Pak Iding, Pak Parman dan Pak Dilan. Kalau di vokalnya saya yang senior dan yang mudanya kebetulan anak saya, Pramesti," kata Retno.
Eksistensi Keroncong Asli Merah Putih memang tak perlu diragukan lagi. Selain berupaya melestarikan budaya bangsa, mereka pun terus menyuarakan jiwa kebangsaan dengan membawa nama merah putih.
"Nama itu sengaja menggunakan merah putih, agar bendera merah putih tetp berkibar, begitu juga dengan musik keroncong agar tetap berkibar dan dikenal generasi muda," ujar Retno.
KERONCONG Asli Merah Putih, nama inilah yang terus berkibar dan konsisten berlatih setiap Rabu atau Kamis sore di salah satu ruangan yang ada di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). Komunitas musik lawas yang berpersonelkan 7 orang pemegang alat musik dan 2 vokalis itupun kini mulai menyiapkan regenerasinya.
"Awalnya karena saya itu kebetulan sejak muda suka menyanyi dan gabung dalam grup band bersama teman-teman. Dalam perjalanan ngeband itu, saya melihat musik keroncong semakin ditinggalkan anak-anak muda, maka muncul keinginan untuk melestarikannya," kata pimpinan Keroncong Asli Merah Putih, Retno S Purwanto kepada Tribun belum lama ini.
Selama 13 tahun ini, Retno selalu mengajak anak muda mendengarkan dan memainkan musik serta lagu keroncong tidak hanya menawarkan warna musik dan kesejarahannya. Namun Retno juga selalu menawarkannya dengan cara memaparkan nilai filosofi yang ada pada musik keroncong.
"Saya selalu menjelaskan bahwa dalam musik keroncong itu bisa memunculkan perilaku manusia yang welas asih. Karena selain dari syairnya, musiknya pun terasa bisa membuat rileks pendengarnya, dan kalau bisa sampai tertidur itu berarti menikmatinya. Musik keroncong tidak seperti musik lain yang bisa memacu adrenalin," ujarnya.
Belum cukup sampai di situ, grup keroncong yang lahir di Bandung 13 tahun lalu dengan personel Iding pada klarinet sekaligus pimpinan teknis, Parman pada biola, Dilan pada cuk (uku lele 1),
Aji pada cak (uku lele 2), Agung pada celo, Bagus pada bas gitar dan George pada gitar melodin bersama vokalis Retno membawakan lagu Lenggang Surabaya.
"Di sini campur ada yang muda dan ada yang senior. Yang senior ada tiga pada personel yakni Pak Iding, Pak Parman dan Pak Dilan. Kalau di vokalnya saya yang senior dan yang mudanya kebetulan anak saya, Pramesti," kata Retno.
Eksistensi Keroncong Asli Merah Putih memang tak perlu diragukan lagi. Selain berupaya melestarikan budaya bangsa, mereka pun terus menyuarakan jiwa kebangsaan dengan membawa nama merah putih.
"Nama itu sengaja menggunakan merah putih, agar bendera merah putih tetp berkibar, begitu juga dengan musik keroncong agar tetap berkibar dan dikenal generasi muda," ujar Retno.
0 komentar:
Posting Komentar